Banyak yang Makan Daging kh1nzir tapi sihat sahaja, Lalu Kenapa Islam MENGHARAMKANNYA?

SISMANPLUS– Sebagai Muslim, sejak kecil kita selalu dicekoki oleh narasi bahwa Islam mengharamkan makan babi tanpa mengetahui alasan sebenarnya.

Bahkan terdapat sindiran populer bagi Muslim yang kadang tidak keberatan melakukan hal haram seperti judi, zina, mencuri, dan lainnya, tetapi kalau soal makan babi, tegas menolaknya karena haram.

Intinya, persepsi masyarakat Indonesia tentang babi seperti melihat sesuatu dengan level dosa yang paling tinggi. Lantas, sebenarnya ada apa dengan makhluk Allah yang bernama babi ini?

Masyarakat pun kadang dibuat kebingungan, karena jika babi diharamkan dan dapat menimbulkan penyakit, nyatanya kenapa banyak non Muslim yang hingga saat ini sehat-sehat saja usai mengkonsumsinya.

Dikutip Sismanplus.XYz dari Islami, Minggu, 9 Mei 2021, dalam Al-Qur’an memang dijelaskan sejelas-jelasnya bahwa mengkonsumsi babi itu haram hukumnya. Hal ini diungkapkan dalam surat Al-Baqarah ayat 173.

“Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi barang siapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” q (QS Al-Baqarah : 173)

Larangan serupa juga muncul dalam surat Al-Maidah ayat 3, Al-An’am ayat 145, An-Nahl ayat 115, dengan isi ayat yang lumayan mirip.

Perintah larangan mengkonsumsi daging babi selalu berdampingan dengan diharamkannya mengkonsumsi darah, bangkai, dan hewan yang disembelih dengan cara selain yang diperbolehkan oleh syariat.

Kebanyakan mufasir tidak membahas secara panjang lebar alasan mengapa babi haram, tidak juga ditemukan riwayat penjelasan dari Nabi atau sahabat tentang alasan jelas keharaman mengkonsumsi babi.

Karena pengharaman babi selalu disandingkan dengan bangkai, darah dan hewan yang tidak disembelih sesuai syariat (atau dengan cara dipukul dan dicekik yang mana itu tidak boleh).

Hampir di semua karya tafsir Al-Quran hanya menjelaskan alasan keharaman sebatas karena dilarang Allah SWT atau karena najis atau kotor dan menjijikkan karena disandingkan dengan darah dan bangkai.

Kemudian, jika kita mencari lagi alasannya mengapa tidak boleh mengkonsumsi babi, dari sisi sains dan kesehatan, banyak sekali alasan yang disebutkan.

Ada yang menjelaskan karena terdapat cacing pita, lemak babi yang tinggi kolesterolnya, karena babi makan apa aja, dan masih banyak lagi.

Tetapi tentu saja akan dibutuhkan penelitian lebih lanjut, karena pada kenyataannya banyak juga yang makan babi tapi sehat-sehat saja atau sebaliknya. Jadi kenapa babi itu diharamkan oleh Islam?

Ada teori menarik dari seorang antropolog, Marvin Harris, dalam bukunya Cows, Pigs, Wars, And Witches : The Riddle of Cultures.

Dia menjelaskan alasan mengapa di Timur Tengah babi menjadi makanan yang tabu dan haram di Timur Tengah adalah karena masalah air.

Karena sebenarnya bukan cuma Islam yang mengharamkan babi, agama yang lebih dulu seperti Kaum Yahudi juga haram memakan babi, dan babi juga diharamkan di naskah perjanjian lama bagi Nasrani.

Babi mengkonsumsi air lebih banyak dari manusia. Di padang pasir yang sumber airnya mengandalkan oasis dan sumur, babi akan cenderung main air, minum banyak-banyak, sehingga mengkontaminasi stok air di oasis.

Gaya hidup di daerah kering dan padang pasir membuat berternak babi menjadi menyulitkan manusia dan ternak lain, makanya kambing dan domba lebih dianjurkan karena tidak membutuhkan banyak air.

Lalu bagaimana dengan makan babi secara tidak sengaja? Kalau masalah itu, bukan hanya makan babi, tapi segala kesalahan yang kita lakukan karena tidak tau atau tidak sengaja tidak dibebankan dosa (kecuali yang merugikan hak orang lain, tetap harus ada prosedur ganti rugi).

Sebagaimana dalam sebait doa orang-orang beriman di surat Al-Baqarah ayat 286.

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tidak sengaja.” (QS Al-Baqarah :286)

Tidak perlu membersihkan lidah pakai tanah kalau tidak sengaja makan babi, tidak perlu kumur-kumur atau sikat gigi berlebihan juga.

Bagaimana dengan menyentuh babi? Imam Syafi’i menyamakan babi dengan anjing, jadi kalau kepegang langsung cuci tangan pakai tanah atau memakai sabun hingga bersih.

Sumber : sismanplus

Leave a Comment

error: Content is protected !!